Logo Ruang Menyal
Bg Block

Dividen: Jenis, Cara Menghitung, dan Cara Pembagiannya

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 12 April 2024 | 11730 dilihat

Article Detail

Dalam investasi saham, dividen adalah salah satu bentuk return yang dapat diterima oleh investor.

Berbeda dengan capital gain, keuntungan dividen diambil dari laba yan perusahaan.

Lantas, bagaimana cara menghitung dan prosedur pembagiannya? Nah, untuk mengetahui jawabannya, yuk simak uraiannya di sini!  

Apa itu Dividen?

Pengertian dividen adalah pembagian laba dari aktivitas perusahaan dan juga bisnis kepada para pemegang saham maupun investor yang menyimpan modal di perusahaan atau bisnis tersebut.

Jika dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, arti dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang nantinya akan dibagikan kepada para investor saham.

Singkatnya, dividen adalah keuntungan yang akan dibagikan ke investor. Di mana, besaran dividen yang akan dibagikan ini akan diusulkan dan juga disetujui di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) oleh dewan direksi perusahaan tersebut.

Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang biasanya akan dibagikan oleh perusahaan sebanyak satu hingga dua kali dalam setahun.

Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa ada beberapa perusahaan yang tidak membagikan dividennya.

Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Bisnis 

Sebagai sebuah keuntungan, dividen adalah hal yang sangat dinantikan oleh para investor.

Meski begitu, di sisi lain, bagi perusahaan, terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap bisnis, di antaranya seperti:

1. Jika perusahaan meniadakan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen, biasanya hal ini dikarenakan kosongnya kas. Oleh karena itu, pembagian dividen malah akan menambah beban perusahaan.

2. Dividen dapat menimbulkan konflik dengan pemberi pinjaman dan juga investor yang berdampak pada biaya keagenan utang.

3. Beberapa perusahaan sering menginvestasikan labanya dengan tujuan utama meningkatkan keuntungan di masa depan. Namun jika tidak dikendalikan dengan baik, hal tersebut malah bisa menyebabkan anggaran perusahaan berkurang dan membuat pembagian dividen saham menjadi semakin rendah.

4. Ada sejumlah perusahaan yang meningkatkan jumlah pembagian dividen kepada para investor meski di saat bersamaan sedang menanggung banyak utang. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan perusahaan pailit serta menimbulkan perspektif negatif di kalangan investor saham.

Baca juga: Apa Arti Hold dalam Saham? Ini Keuntungan dan Risikonya!

Jenis-Jenis Dividen

Setelah mengetahui bahwa dividen adalah pembagian laba dari perusahaan kepada para investor, kamu juga harus tahu mengenai apa saja jenis-jenisnya.

Adapun jenis-jenis dividen adalah sebagai berikut.

1. Dividen Tunai

Dividen tunai adalah dividen yang diambil dari keuntungan modal investasi yang diinvestasikan oleh investor dan dibagikan secara tunai.

Umumnya, perusahaan bisa membayar dividen tunai hingga 2 sampai 4 kali dalam jangka waktu 1 tahun.

Adapun uang yang digunakan untuk membayar dividen tunai berasal dari keuntungan yang ditahan oleh perusahaan.

Maka, bisa diartikan bahwa laba ini otomatis akan ditahan dan kas perusahaan akan berkurang.

2. Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian keuntungan berdasarkan lembar saham yang dimiliki. Biasanya, pembagian dividen saham akan didasarkan pada peningkatan jumlah pemilih saham.

Meskipun cara pembagian dividen saham ini berasal dari saham yang dimiliki, tetapi hal ini tidak akan mengubah kapitalisasi pasar karena pembagian dividen ini mirip seperti stock split.

3. Dividen Properti

Berbeda dengan jenis dividen lainnya, pembayaran dividen properti menggunakan rumah dengan nilai yang sama dengan dividen hasil dari persetujuan rapat pemegang saham.

Dividen properti ini muncul karena dari pihak perusahaan sendiri mengalami penurunan kas untuk bisa membayar dividen secara tunai.

Maka dari itu, cara ini diperbolehkan. Meski demikian, teknik dividen properti ini bisa dibilang cukup rumit dan tidak disukai oleh para investor saham.

4. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah pengembalian modal dari sebuah perusahaan kepada para pemilih saham perusahaan tersebut.

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka perusahaan harus mengembalikan saham modal kepada para pemilik saham.

Dalam hal ini, dividen likuidasi bisa membantu perusahaan untuk tidak memiliki utang dan juga mengatasi masalah di masa depan.

Baca juga: Penyebab Harga Saham Turun, Ini Cara Bijak Menghadapinya!

5. Dividen Janji Hutang

Dividen janji hutang adalah dividen yang dibagikan dengan cara membuat janji utang perusahaan untuk pemegang saham perusahaan.

Janji utang tersebut dibuat dalam pernyataan yang berisi kapan pelunasan dan juga pembayaran utang dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.

Dengan adanya dividen janji utang ini, berarti perusahaan memiliki utang baru dan harus dicatat dalam neraca.

Cara Menghitung Dividen

Untuk menghitung dividen, kamu harus memiliki sejumlah data. Adapun data pertama untuk menghitung dividen adalah Dividend Payout Ratio (DPR) atau bisa disebut sebagai laba bersih perusahaan atau per saham.

Selain itu, kamu juga harus mengetahui berapa jumlah saham yang beredar di pasaran.

Dalam hal ini, cara menghitung dividen adalah mencari Earning Per Share (EPS), di mana laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan akan dibagi dengan jumlah saham yang beredar di periode tertentu.

Setelah kamu mengetahui EPS, maka selanjutnya adalah kamu juga harus mengetahui Dividen Payout Ratio (DPR) yang sering dikenal dengan rasio pembayaran dividen.

Dividen Payout Ratio (DPR) adalah sebuah rasio yang menunjukkan persentase dari setiap keuntungan yang diperoleh dan kemudian didistribusikan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

Setelah itu, kamu juga harus mengetahui mengenai outstanding shares. Di mana, outstanding shares ini akan digunakan ketika menghitung berapa dividen yang bisa kamu dapatkan.

Sebagai catatan, outstanding shares adalah total lembar saham perusahaan yang dimiliki oleh para investor, baik institusi, perorangan dan juga para trader yang trading dalam jangka pendek.

Agar lebih paham, contoh kasus perhitungan dividen adalah sebagai berikut:

Sebuah perusahaan memiliki 1 juta lembar saham dan perusahaan bisa menghasilkan laba bersih sebesar Rp200 juta.

Adapun Dividen Payout Ratio (DPR) dari perusahaan ini adalah 40% dari laba bersih yang dihasilkan. Dari data tersebut, maka cara menghitung dividen adalah:

Dividen = laba bersih x Dividend Payout Ratio

= Rp200.000.000 x 40%

= Rp80.000.000

Dividen = Rp80.000.000 / 1.000.000 lembar saham

= Rp80 per lembar saham

Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kamu bisa mendapatkan Rp80 / lembar saham.

Artinya, jika kamu memiliki 100 lembar saham, maka kamu bisa mendapatkan dividen sebesar Rp8.000 untuk dividen saham yang kamu miliki.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Beli Saham? Begini Cara Menentukannya!

Cara Pembagian Dividen Saham

Selama perusahaan menghasilkan keuntungan, maka perusahaan tersebut berkewajiban untuk membayar dividen ke para investor.

Cara pembagian dividen sendiri bisa bermacam-macam, lho. Adapun sejumlah cara pembagian dividen adalah sebagai berikut.

1. Declaration Date

Declaration date adalah cara pembagian saham di mana sebuah tanggal ditentukan saat perusahaan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham.

Biasanya, declaration date ini akan dilakukan sebelum dividen saham dibagikan.

2. Cum Dividen

Cum dividen adalah hari terakhir para investor bisa mendapatkan hak pembagian dividen saham.

Di hari tersebut, investor yang masih memiliki saham dari sebuah perusahaan di tanggal cum dividen, berhal untuk mendapatkan saham sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. 

3. Ex Dividen

Ex dividen adalah waktu perdagangan saham di mana investor tidak bisa mendapatkan hak dividen.

Maka dari itu, jika investor ingin mendapatkan dividen, disarankan untuk berinvestasi sebelum terjadi cum dividen.

4. Pencatatan

Pencatatan dividen adalah kondisi di mana perusahaan akan mulai melakukan pendataan siapa saja pemegang saham perusahaan dan memiliki hak untuk mendapatkan dividen.

Jika terdapat investor saham yang membeli saham saat atau setelah ex dividen, maka investor saham tersebut memiliki hak untuk memperoleh dividen di tahun depan atau pada periode selanjutnya.

5. Pembayaran Dividen

Pembayaran dividen adalah tanggal di mana perusahaan akan membagikan dividen kepada para investor saham.

Nilai dividen ini sudah disesuaikan dengan jumlah investasi yang sudah ditanamkan oleh para investor.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah salah satu bentuk return investasi saham yang diambil dari laba atau keuntungan perusahaan.

Karena hanya perlu menanamkan modal, maka dividen bisa termasuk dalam salah satu cara untuk mendapatkan passive income, lho.

Tapi ingat ya, pastikan bahwa perusahaan yang dipilih memiliki prospek jangka panjang yang bagus agar kemungkinan untung lebih besar.

Nah, kalau kamu mau tahu lebih banyak soal cara mendapatkan passive income, yuk kunjungi konten edukatif lainnya di blog Ruang Menyala!

Baca juga: Begini 7 Cara Bermain Saham dengan Modal 100 Ribu, Yuk Coba!


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya