Logo Ruang Menyal
Bg Block

Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumerisme

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 22 Oktober 2024 | 4089 dilihat

Article Detail

Apa itu konsumerisme? Pelajari pengertian, dampak, dan cara mengatasi gaya hidup konsumerisme berikut ini!

Konsumerisme adalah suatu gaya hidup di mana individu cenderung membeli dan mengkonsumsi barang secara berlebihan, sering kali di luar kebutuhan dasar. 

Biasanya, konsumerisme didorong oleh keinginan untuk memperoleh status sosial, kesenangan, atau untuk memenuhi dorongan emosional. 

Gaya hidup ini sangat dipengaruhi oleh budaya dan iklan yang mendorong konsumsi barang-barang material sebagai simbol kesuksesan atau kebahagiaan.

Dalam pengertian ekonomi, konsumerisme merujuk pada sistem konsumsi yang tinggi menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi suatu negara. 

Seiring dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa, produksi pun meningkat, yang berdampak pada perekonomian. 

Namun, jika tidak dikelola dengan baik, konsumerisme berlebihan bisa berdampak negatif, seperti utang pribadi yang menumpuk, tekanan lingkungan akibat penggunaan sumber daya yang berlebihan, serta ketidakpuasan emosional karena konsentrasi yang berlebihan pada barang.

Baca juga: Segini Gaji dan Biaya Hidup di Jerman untuk 1 Bulan

Dampak Buruk Konsumerisme

Secara keseluruhan, gaya hidup konsumtif dapat melemahkan kesehatan finansial seseorang dengan mengalihkan fokus dari prioritas keuangan yang lebih penting.

Akibatnya, kamu akan menghadapi masalah keuangan jangka panjang dan finansial yang tidak stabil. Nah berikut dampak buruk konsumerisme pada kesehatan keuangan. 

1. Pengeluaran Tidak Terkendali

Konsumerisme mendorong seseorang untuk mengeluarkan uang secara berlebihan pada hal-hal yang tidak mereka butuhkan. Akibatnya, pengeluaran tidak terkendali, dan anggaran keuangan pribadi pun terganggu. 

Pembelian impulsif atau mengikuti tren baru tanpa mempertimbangkan anggaran dapat membuat seseorang sulit untuk menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi.

2. Utang Menumpuk

Banyak orang yang terjebak dalam konsumerisme cenderung menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak penting. 

Hal ini menyebabkan akumulasi utang, terutama yang berbunga tinggi dan sulit dilunasi. Ketergantungan pada kredit juga membuatmu terjebak dalam lingkaran hutang yang semakin besar.

3. Kemampuan Menabung Terhambat

Konsumerisme mengalihkan fokus dari kebiasaan finansial yang sehat, seperti menabung atau berinvestasi.

Uang yang seharusnya bisa diinvestasikan untuk masa depan sering kali habis untuk memenuhi dorongan konsumtif. Hal ini membuatmu kesulitan membangun dana darurat atau merencanakan keuangan jangka panjang.

4. Tidak Mampu Menghadapi Keadaan Darurat

Karena uang digunakan untuk kebutuhan konsumtif, kamu yang terjebak dalam konsumerisme tidak memiliki dana darurat. 

Ketika situasi tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis mendesak, mereka kesulitan untuk menutup biaya tanpa harus meminjam lebih banyak uang.

Baca juga: Cara Mengatur Gaji Pertama: Tips Cerdas agar Keuangan Sehat

Cara Mengatasi Gaya Hidup Konsumerisme

Mengatasi gaya hidup konsumerisme memerlukan kesadaran dan disiplin dalam mengelola keuangan serta keinginan untuk fokus pada kebutuhan, bukan keinginan. 

Berikut beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk menyetop kebiasaan konsumerisme.

1. Menentukan Prioritas Finansial

Memiliki prioritas finansial yang jelas, seperti menabung untuk dana darurat, pendidikan, atau pensiun, membantu mengalihkan fokus dari pembelian konsumtif. 

Ketika kamu memiliki tujuan finansial jangka panjang, keinginan untuk berbelanja barang-barang yang tidak perlu akan berkurang karena kamu lebih berfokus pada pencapaian tujuan tersebut.

2. Membuat dan Mengikuti Anggaran

Menyusun anggaran yang jelas dan detail membantu kamu mengatur pengeluaran dan memastikan bahwa uangmu dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting. 

Dengan mengikuti anggaran secara disiplin, kamu bisa membatasi pengeluaran impulsif dan tidak perlu, serta memprioritaskan tabungan atau investasi.

3. Kurangi Paparan Iklan

Konsumerisme biasanya didorong oleh iklan dan media sosial yang memperlihatkan gaya hidup mewah dan barang-barang terbaru. 

Mengurangi paparan terhadap iklan, baik di media sosial atau televisi, dapat membantu mengurangi dorongan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan.

4. Menerapkan Minimalisme

Gaya hidup minimalis mengajarkan untuk hidup dengan lebih sedikit barang dan lebih menghargai kualitas daripada kuantitas.

Dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan memiliki makna, kamu bisa mengurangi keinginan untuk terus membeli barang baru. 

Minimalisme mendorong untuk hanya membeli barang yang diperlukan dan berguna dalam jangka panjang.

Itulah ulasan mengenai gaya hidup konsumerisme dan bagaimana cara mengatasinya. Konsumerisme berdampak negatif bagi kesehatan finansial. Padahal, finansial yang sehat adalah kunci menuju kemerdekaan finansial. 

Nah sekarang, mengetahui kesehatan finansial bisa dilakukan melalui Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. Melalui FFCU, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan pertama kali supaya keuangan kamu lebih sehat dan membuatmu bahagia.

Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh! 

Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1 on 1 untuk membantu dalam menganalisa kesehatan keuangan.

Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.

Baca juga: Cara Mengatasi Kebiasaan Boros untuk Mahasiswa dan Mulai Menabung


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya