Logo Ruang Menyal
Bg Block

Apa itu Konsumerisme? Ini Ciri, Contoh, dan Dampaknya

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 25 Maret 2024 | 5779 dilihat

Article Detail

Konsumerisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gaya hidup yang berfokus pada pembelian secara berlebihan atau impulsive buying baik itu barang maupun jasa. Konsumerisme ditandai dengan kecenderungan untuk membeli barang-barang mewah, mahal, atau baru tanpa mempertimbangkan urgensi atau kebutuhan dari barang-barang tersebut.

Yuk, simak selengkapnya mengenai konsumerisme, mulai dari ciri-ciri, contoh, dampak negatif, hingga cara mengatasinya di artikel berikut!

Apa itu Konsumerisme?

Pengertian konsumerisme adalah budaya yang identik dengan gaya hidup boros, hedonisme, dan glamor, di mana kebahagian diukur dari kepemilikan barang. Menurut Sosiolog Jean Baudrillard, konsumerisme adalah budaya konsumsi modern yang mendorong hasrat untuk terus-menerus membeli. Alih-alih didorong oleh kebutuhan, perilaku konsumtif lebih sering dimotivasi oleh keinginan untuk menunjukkan status sosial.

Meskipun dari sisi ekonomi konsumerisme dianggap mendorong pertumbuhan, namun di sisi lain, budaya ini juga tak lepas dari dampak negatifnya. Stres, kecemasan, dan kerusakan hubungan sosial menjadi konsekuensi dari obsesi berlebihan terhadap kepemilikan.

Ciri-Ciri Konsumerisme

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumerisme adalah gaya hidup boros di mana kebahagian didorong oleh kepemilikan barang. Gaya hidup ini memiliki beberapa karakteristik. Adapun ciri-ciri seseorang memiliki gaya hidup konsumerisme adalah sebagai berikut.

1. Sekadar Mengikuti Tren

Ciri-ciri pertama dari konsumerisme adalah sekadar mengikuti tren. Rasa takut tertinggal atau Fear of Missing Out (FOMO) dapat menjadi ciri-ciri utama yang mendorong seseorang untuk memiliki gaya hidup konsumerisme.

2. Ingin Menjadi Pusat Perhatian

Ciri-ciri berikutnya dari orang yang memiliki gaya hidup konsumerisme adalah memiliki keinginan untuk menjadi pusat perhatian. Seseorang dengan gaya hidup konsumerisme memiliki ketertarikan untuk mendapatkan barang-barang mewah atau limited edition yang tidak dimiliki orang lain. Dengan memilikinya, mereka berharap dapat menjadi pusat perhatian dan mendapat pengakuan dari orang lain.

3. Bangga Terhadap Penampilan dan Barang yang Dimiliki

Bagi seseorang yang memiliki gaya hidup konsumerisme, tingkat kepuasan mereka bergantung pada kepemilikan. Rasa puas dan bangga atas apa yang dimiliki akan mendorong mereka untuk memamerkannya kepada orang lain.

Baca juga: Mengenal Budaya Flexing, Sebab Akibat, dan Tips Menyikapinya

Contoh Konsumerisme

Konsumerisme adalah gaya hidup yang mencerminkan kecenderungan seseorang untuk mengonsumsi barang atau jasa sebagai bagian penting dari kehidupan. Berikut ini beberapa contoh perilaku konsumerisme yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari:

  • Keinginan untuk menaikkan status sosial mendorong seseorang untuk melakukan pembelian atau mengoleksi barang-barang branded.
  • Melakukan pembelian hanya karena pengaruh trend viral di media sosial.
  • Tekanan sosial dan FOMO (Fear of Missing Out) mendorong seseorang melakukan pembelian karena takut ketinggalan zaman.

Dampak Konsumerisme

Konsumerisme adalah perilaku pembelian berlebihan, di mana gaya hidup ini memiliki dampak bagi berbagai aspek kehidupan. Di satu sisi, gaya hidup ini dapat mendorong roda ekonomi dan memicu inovasi. Namun, di sisi lain, konsumerisme yang berlebihan juga bisa berdampak negatif. Berikut dampak positif dan negatif dari konsumerisme yang perlu kamu ketahui.

1. Dampak Positif Konsumerisme

Meskipun konsumerisme sering kali diidentifikasi sebagai perilaku konsumtif yang berlebihan, namun gaya hidup ini juga memiliki sisi positif. Adapun beberapa sisi positif dari konsumerisme adalah sebagai berikut:

  • Konsumerisme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya permintaan barang dan jasa. Hal ini terjadi karena siklus pembelian dan penjualan yang berjalan lebih cepat akibat permintaan meningkat.
  • Memberi inspirasi kepada pelaku bisnis untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi produk agar dapat bersaing di pasaran.
  • Dapat menurunkan biaya produksi karena meningkatnya jumlah produksi barang. Hal ini pada akhirnya akan menguntungkan baik bagi pelaku bisnis maupun konsumen karena harga jual barang yang lebih rendah.
  • Berkontribusi dalam peningkatan jumlah pekerja lepas dan wirausaha karena meningkatnya permintaan barang, sehingga dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran.

Baca juga: Mengapa Kita Harus Berhati-Hati dalam Mengelola Uang?

2. Dampak Negatif Konsumerisme

Konsumerisme berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik secara individu maupun sosial. Beberapa dampak negatif utama dari konsumerisme antara lain:

  • Konsumerisme yang berlebihan dapat menyebabkan gaya hidup boros dan tekanan sosial karena rasa takut ketinggalan tren.
  • FOMO sering kali mendorong individu untuk mengambil tindakan konsumtif yang berlebihan, bahkan hingga berhutang.
  • Perilaku konsumtif yang tidak terkendali dapat meningkatkan angka kemiskinan dalam masyarakat.

Cara Mengatasi Konsumerisme

Konsumerisme yang berlebihan tentu saja perlu diatasi agar tidak berdampak buruk bagi kehidupan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi konsumerisme adalah sebagai berikut:

  • Memiliki money mindset yang baik dengan memahami pendapatan, pengeluaran, dan utang pribadi.
  • Buat dan ikuti rencana anggaran untuk mengendalikan konsumsi berlebihan dan alokasikan dana dengan bijak.
  • Identifikasi dan prioritaskan tujuan hidup yang penting untuk mengurangi pemborosan.
  • Memperdalam pengetahuan mengenai investasi, manajemen utang, dan perencanaan keuangan.
  • Memperhatikan dampak lingkungan dari konsumsi berlebihan dan sebaiknya pilih produk yang ramah lingkungan.
  • Dapatkan dukungan sosial dari teman, keluarga, atau penasihat keuangan untuk tetap berpegang pada tujuan untuk merubah perilaku konsumtif.

Itulah penjelasan lengkap mengenai konsumerisme yang perlu kamu ketahui agar dapat menerapkan pola konsumsi dengan lebih bijak. Selain menerapkan cara-cara di atas, kamu juga bisa mengatasi sifat konsumtif dengan mengecek kesehatan keuangan di Financial Fitness Check Up.

Layanan gratis dari Ruang meNYALA ini memungkinkanmu untuk memeriksa kondisi keuanganmu dengan cepat dan mudah dalam waktu 3 menit saja. Setelah mengetahui hasilnya, kamu bisa lanjut berkonsultasi 1-on-1 dengan Nyala Trainer untuk menyusun strategi keuangan yang tepat dan menghindari risiko finansial.

Jadi, ayo ciptakan masa depan yang lebih #FinanciallyFit bersama Ruang meNYALA sekarang!

Baca juga: Ini 10 Cara Menghindari Sifat Konsumtif Agar Tidak Boros!


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya