Logo Ruang Menyal
Bg Block

Tertekan Sepanjang 2024, IHSG Tahun 2025 Diprediksi Melesat?

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 20 Januari 2025 | 1036 dilihat

Article Detail

Tahun 2024 merupakan tahun yang berat untuk dunia pasar saham khususnya di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan sepanjang 2024. Lalu, bagaimana kondisi pasar investasi pada 2025?

Praktisi Pasar Modal Rivan Kurniawan mengatakan, selama tahun 2024, IHSG mengalami penurunan hingga 3,33 YTD. Tak cuma itu, sejumlah indeks lainnya juga mencatatkan kinerja negatif.

Menurut Rivan, ada beberapa faktor yang menjadikan IHSG mengalami penurunan. Salah satu yang lumayan menekan IHSG adalah perang Iran-Israel dan stimulus ekonomi China.

Selain itu, menjelang akhir tahun, kondisi pasar saham semakin tidak menentu. Hal itu karena kemenangan Donald Trump pada pemilihan Presiden Amerika Serikat.

Dengan segala macam kondisi dan permasalahan tersebut, Rivan menyebut tahun 2024 bukan tahun yang positif untuk saham. Namun menurutnya, hal itu akan berubah di tahun 2025.

Rivan mengatakan, peluang IHSD untuk mencatatkan kinerja positif terbuka lebar di tahun 2025. Salah satunya karena kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 5,57%.

“Ini adalah berita gembira apalagi ada rencana penurunan suku bunga ini akan terus dilakukan hingga tahun 2026 sebesar 4,5 persen. Kalau dilihat dari histori, di setiap penurunan suku bunga, IHSG akan bullist,” kata Rivan.

Hal itu disampaikan Rivan saat menjadi nara sumber di Kelas On the Horizon: What's Brewing for Stocks in 2025? Yang digelar oleh Ruang Menyala, Kamis (16/1/2025).

Baca juga: 14 Manfaat Pasar Modal Bagi Investor, Emiten, Maupun Negara

Outlook Ekonomi Tahun 2025

Berbagai dinamika global akan terus menjadi faktor yang turut mempengaruhi perkembangan perekonomian ke depan. Beberapa yang dapat diamati adalah:

Suku Bunga

Suku bunga di tahun 2025 akan mengalami penurunan. Diprediksi, suku bunga Amerika Serikat akan turun dan sejalan dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Pada 2024, suku bunga The Fed berada di angka 4,5 dan tahun ini diperkirakan akan turun di kisaran 4%. Sedangkan suku bunga BI diperkirakan turun di kisaran 5,5%.

Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Suku bunga diperkirakan akan kembali turun di angka 3% untuk suku bunga The Fed dan 4,5% untuk suku bunga BI.

Pertumbuhan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Ekonomi global diprediksi akan bertumbuh 3,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya 2,7%.

Pertumbuhan ini memang tidak sebaik tahun 2021 dan 2022. Namun paling tidak, hal ini memberi pertanda bahwa kondisi tahun 2025 diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun 2024.

Pertumbuhan ekonomi global ini juga dipengaruhi oleh penurunan inflasi global sebesar 4,5% dari tahun 2024. Saat itu, inflasi cukup tinggi berada di kisaran 5,9%.

Penurunan ini terjadi juga di negara maju dan berkembang. Untuk negara maju, inflasi diprediksi akan turun sekitar 2.0% dari sebelumnya yang mencapai 2,7 %.

Sedangkan untuk negara berkembang, inflasinya turun cukup jauh dari 8,3% menjadi kisaran 6,2%. Itu artinya, kondisi negara-negara lebih baik dan roda perputaran ekonomi global akan semakin jalan sebagaimana mestinya.

Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Pemerintahan saat ini menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Untuk mencapai hal itu, pemerintah akan mengupayakan dengan berbagai program.

Beberapa program yang dicanangkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% adalah pemutihan kredit nelayan, kemudahan akses pupuk, swasembada pangan, dan program 3 juta rumah.

Selain itu, ada juga program penghapusan PPN dan BPHTB untuk properti, hilirisasi komoditas, pembangunan infrastruktur IKN, dan lain sebagainya.

Outlook ekonomi tahun 2025 yang diprediksi akan membaik tersebut memberi peluang pasar saham untuk melesat. Lalu sektor apa saja yang kira-kira menjanjikan?

Rivan menyebut setidaknya ada tiga sektor yang akan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Beberapa sektor yang layak untuk dilirik adalah:

Bank

Rivan  mengatakan, sektor Bank akan mengalami pertumbuhan salah satunya karena penyaluran kredit yang meningkat. Hal ini disebabkan salah satunya karena penurunan suku bunga oleh BI.

Para analis juga menilai saham emiten Bank tetap menarik dengan berbagai sentimen dan katalis yang akan mendorong kinerja emiten perbankan di tahun 2025. Meskipun masih penuh tantangan.

Pergerakan pasar memang dihantui oleh situasi dan kondisi yang tidak pasti saat ini. Namun banyak analis yakin bahwa sektor perbankan akan melaju, meskipun menghadapi tantangan di awal tahun.

Farrel Nathanael dari OCBC Sekuritas juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, saham Bank layak untuk dilirik karena memiliki pertumbuhan yang baik di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik.

Oil & Gas

Selain perbankan, sektor yang juga akan mengalami pertumbuhan dan bergairah menurut Rivan adalah sektor Oil & Gas. Dengan prediksi ini, saham-saham perusahaan sektor Oil & Gas kayak dilirik.

Gold

Sepanjang tahun 2024, emas menjadi primadona dan akan terus berlangsung hingga 2025. Secara umum, prediksi terhadap sektor emas pada tahun 2025 cenderung optimis.

Banyak analis memperkirakan harga emas akan terus meningkat. Namun ada kemungkinan pertumbuhan emas akan sedikit melemah karena adanya gencatan senjata Israel-Palestina.

Beberapa lembaga keuangan dan analis memberikan proyeksi harga emas yang cukup bervariasi untuk tahun 2025. Namun umumnya berada di kisaran USD 2.500 hingga USD 3.000 per troy ounce.

Coal

Meski saat ini permintaan global cenderung menurun, batu bara masih akan menjadi sumber energi penting dalam beberapa dekade ke depan. Terutama di negara-negara berkembang.

Untuk tahun 2025, sektor coal masih menjadi salah satu yang akan bertumbuh. Untuk berinvestasi di sektor ini, perlu memantau perkembangan kebijakan pemerintah terkait energi dan lingkungan.

Tips Investasi Saham

Jika kamu ingin memulai berinvestasi di saham, sebaiknya kamu menerapkan beberapa tips berikut ini: 

Pelajari Dasar-dasar Investasi Saham

Ini adalah langkah pertama sebelum kamu memulai terjun ke dunia saham. Paling tidak, kamu sudah mengetahui apa itu saham, jenis-jenis saham, dan bagaimana pasar saham berfungsi.

Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, seperti kinerja perusahaan dan kondisi ekonomi, akan membantu kamu mengambil keputusan investasi dengan lebih baik.

Jangan memulai investasi tanpa mengetahui tujuan kamu berinvestasi. Tujuan investasi adalah fondasi dari strategi yang kamu bangun.

Apakah kamu berinvestasi untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, atau jangka pendek seperti membeli rumah? Dengan menetapkan tujuan yang jelas, kamu dapat memilih investasi yang sesuai.

Pahami Risiko

Investasi saham selalu melibatkan risiko, terutama karena fluktuasi pasar yang sulit diprediksi. Sebagai pemula, penting untuk mengetahui sejauh mana kamu bisa menerima risiko tersebut.

Mulai dengan Modal Kecil

Sebagai pemula, mulailah dengan modal kecil. Kamu bisa belajar  memahami dinamika pasar tanpa harus menghadapi risiko kehilangan uang dalam jumlah besar.

Mulailah dengan membeli saham dalam jumlah kecil atau menggunakan fitur pembelian fraksi saham yang ditawarkan oleh beberapa broker online. Intinya, jangan langsung membeli saham dalam jumlah besar.

Bangun Dana Darurat

Sebelum memulai investasi saham, pastikan kamu memiliki dana darurat setidaknya tiga hingga enam bulan pengeluaran. Ini penting untuk melindungi keuangan kamu dari pengeluaran tak terduga tanpa harus menarik dana investasi.

Pilih Akun Investasi yang Tepat

Memilih akun investasi adalah hal yang penting, perhatikan biaya transaksi, fitur yang ditawarkan, serta kemudahan penggunaan platform. Bandingkan dengan beberapa broker.

Diversifikasikan Portofolio

Dengan menyebar investasi ke berbagai sektor dan jenis saham, kamu dapat melindungi portofolio dari kerugian besar. Rivan Kurniawan merekomendasikan untuk menyebar investasi ke dua jenis saham yaitu saham defensive dan offensive.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui sebelum memulai terjun ke investasi saham. Jika kamu masih ragu untuk bermain saham namun ingin mencoba berinvestasi di saham, kamu bisa mencoba dulu melalui Reksa Dana.

Kamu bisa menjajal investasi Reksa Dana melalui aplikasi OCBC mobile. Kamu bisa membuka Reksa Dana melalui OCBC mobile tanpa perlu ke kantor cabang OCBC.

Di OCBC mobile kamu bisa memulai dengan dana yang sangat ringan yaitu mulai Rp10 Ribu saja. Cara menggunakan OCBC mobile sangat mudah, kamu tinggal mengunduhnya di Play Store maupun App Store.

Baca juga: 8 Jenis Investasi untuk Anak Muda, Jadi Cuan Sejak Dini!

Setelah itu, kamu bisa membuka rekening Nyala dengan enam langkah mudah sebagai berikut:

  1. Buka aplikasi OCBC mobile, klik ‘Daftar OCBC mobile’ lalu pilih ‘Saya Belum Punya Rekening’
  2. Pilih layanan ‘Nyala’, buat akun dan aktifkan Nyala. Siapkan E-KTP dan klik ‘Ajukan Produk’
  3. Lengkapi data diri, lalu pilih kartu debit dan lokasi pengiriman kartu
  4. Verifikasi video, lalu kamu akan mendapat Nomor Rekening dan User ID. Masukkan User ID dan Password sementara yang dikirim via SMS
  5. Buat Password dan PIN Transaksi, lalu setujui syarat dan ketentuan
  6. Lakukan setoran awal dan rekening bisa digunakan
    Setelah itu, kamu bisa langsung memulai membeli Reksadana. Caranya adalah sebagai berikut:
  7. Buka OCBC mobile
  8. Klik ‘Investasi’
  9. Pilih ‘Reksa Dana’
  10. Pilih Produk Reksa Dana yang kamu ingin beli
  11. Klik ‘Beli’
  12. Masukkan nominal pembelian
  13. Pilih ‘Tipe Pembelian’
  14. Klik ‘Lanjut”
  15. Pilih Sumber Dana
  16. Klik ‘Konfirmasi’
  17. Setujui ‘Syarat dan Ketentuan’
  18. Klik ‘Lanjut’
  19. Masukkan ‘PIN Transaksi’

Setelah memasukkan PIN Transaksi, kamu telah berhasil membeli produk investasi Reksa Dana di OCBC mobile. Selain untuk investasi, OCBC mobile juga memberi kemudahan untuk berbagai transaksi keuangan.

OCBC mobile juga punya fitur Life Goals yang bisa membantu kamu mencapai tujuan finansial. Yuk, segera download OCBC mobile dan mulai investasi Reksadana kamu!

Sebelum kamu memulai investasi, kamu perlu terlebih dulu mengetahui seberapa sehat finansial kamu. Untuk cek kondisi finansial kamu bisa lakukan melalui Financial Fitness Check Up. Cek kesehatan finansial di sini gratis dan hanya memerlukan waktu 3 menit.

Setelah melakukan Financial Fitness Check Up, kamu bisa mendiskusikan hasilnya melalui layanan konsultasi 1 on 1 dengan Nyala Trainer. Melalui layanan ini, kamu bisa mengetahui bagaimana strategi yang tepat untuk memperbaiki masalah keuangan kamu, termasuk menemukan instrumen investasi yang tepat!

Banyak manfaatnya, bukan? Yuk, atur keuanganmu dengan Ruang meNYALA sekarang untuk mencapai #FinanciallyFit!

Baca juga: 14 Manfaat Pasar Modal Bagi Investor, Emiten, Maupun Negara


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya