Punya gaji besar tapi kok tetap merasa kurang? Temukan penyebabnya dan cara mengelola keuangan agar lebih sejahtera!
Siapa sih yang nggak suka punya gaji besar, seperti dua digit hingga tiga digit? Idealnya, gaji besar membuat penggunaan uang bisa lebih leluasa, seperti untuk beli rumah, mobil, liburan, dan sebagainya.
Namun pada kenyataannya, gaji besar bukan jaminan keuangan otomatis sehat. Seperti yang viral beberapa tahun lalu, yaitu seorang bergaji Rp 80 Juta tetapi kesehatan keuangannya buruk.
Cerita itu viral di media sosial X pada tahun 2020 lalu. Dalam cerita disebutkan ada seorang bergaji Rp 80 Juta dan menjadi korban PHK saat pandemi COVID-19.
Namun, baru dua bulan dirumahkan, kondisi orang itu mengenaskan. Rumah tangganya berantakan, karena selama ini keluarganya berbiaya tinggi, seperti kredit mobil mewah, KPR rumah seharga Rp 3 M, hingga tidak punya tabungan.
Orang yang diceritakan itu tentu bukan satu-satunya. Di luar sana ada banyak orang yang bergaji tinggi, tetapi masih merasa kurang, sehingga harus “disambung” dengan utang, seperti Kartu Kredit, Cicilan, dan sebagainya.
Sebaliknya, tidak sedikit juga orang yang gajinya pas-pasan, seperti hanya gaji UMR, tetapi bisa memiliki tabungan dan investasi meskipun sedikit. Mengapa bisa demikian?
Baca juga: Pakar Keuangan Keluarga: Tips Kesehatan Finansial Rumah Tangga
Sebab Gaji Besar tapi Finansial Tidak Sehat
Gaji besar bukan syarat mutlak meraih kesehatan finansial. Pasalnya, banyak orang yang gajinya kecil, tetapi finansialnya sehat, seperti punya tabungan, dana darurat, bisa investasi, dan tidak punya utang.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa finansial yang sehat itu ditentukan oleh bagaimana kamu mengelola gaji atau penghasilan bulanan. Berikut beberapa sebab gaji besar tetapi finansial tidak sehat.
1. Gaya Hidup Konsumtif
Gaji besar mendorong seseorang untuk meningkatkan gaya hidup, membeli barang-barang mewah, dan menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan.
Fenomena ini dikenal sebagai "lifestyle inflation", di mana pengeluaran naik seiring dengan kenaikan pendapatan. Orang yang terjebak dalam pola ini lebih fokus pada memuaskan keinginan dibandingkan kebutuhan.
Alhasil, meskipun penghasilannya besar, uangnya cepat habis untuk hal-hal yang tidak memberikan manfaat jangka panjang.
2. Tidak Punya Anggaran
Gaji besar tidak berarti jika tidak diatur dengan baik. Tanpa anggaran yang jelas, kamu cenderung mengeluarkan uang tanpa batasan, yang berujung pada kebingungan ke mana saja uang itu pergi.
Anggaran sangat penting untuk mengontrol pengeluaran, menabung, dan berinvestasi. Tanpa pengelolaan yang baik, bahkan dengan gaji yang besar, kamu bisa kehabisan uang sebelum akhir bulan.
3. Beban Utang Terlalu Tinggi
Meskipun memiliki penghasilan yang besar, beban utang yang berlebihan bisa sangat membebani keuangan. Cicilan kartu kredit, pinjaman pribadi, atau KPR yang tidak terkendali bisa menghabiskan sebagian besar gaji.
Ketika sebagian besar pendapatan harus dialokasikan untuk membayar utang, sangat sulit untuk menyisihkan uang untuk tabungan, investasi, atau kebutuhan lainnya.
Bahkan jika gaji besar, dengan utang yang menumpuk, kamu bisa merasa seolah-olah selalu kekurangan.
Baca juga: Ini Dia Manfaat Hidup Minimalis bagi Kesehatan Finansial
Cara Kelola Keuangan agar Finansial Sehat
Finansial yang sehat bisa diraih meski gaji yang kamu terima tidak terlalu. Berikut ini beberapa tips dan cara mengelola keuangan agar finansial senantiasa dalam keadaan sehat.
1. Buat Anggaran yang Realistis
Mengelola keuangan dimulai dari membuat anggaran yang mencakup semua pengeluaran, mulai dari kebutuhan pokok hingga hiburan.
Kamu harus mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan ke mana saja uang tersebut akan dikeluarkan.
Anggaran membantu menghindari pengeluaran berlebihan dan memastikan ada dana yang dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
Sebagai referensi, kamu bisa mulai membuat anggaran dengan alokasi 50% untuk kebutuhan, 20% untuk menabung dan berinvestasi, 30% untuk keinginan dan cicilan. Namun, jika tidak ada cicilan, kamu bisa menabung lebih besar dari 20%.
2. Sisihkan Tabungan di Awal
Sebelum membelanjakan gaji, tetapkan sejumlah uang yang disisihkan sebagai tabungan atau investasi.
Prinsip ini dikenal dengan "pay yourself first", di mana kamu memprioritaskan tabungan sebelum mengurus pengeluaran lainnya.
Idealnya, alokasikan minimal 20% dari pendapatan bulanan untuk keperluan tabungan dan investasi masa depan ini.
Dengan cara ini, kamu membangun keamanan finansial yang dapat digunakan untuk dana darurat atau tujuan jangka panjang.
3. Kurangi Pengeluaran Konsumtif
Penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang menguras uang untuk hal-hal yang tidak mendesak.
Kurangi pengeluaran untuk hiburan, barang mewah, atau makanan di luar, sebaliknya fokuskan pengeluaran pada kebutuhan seperti makanan, tempat tinggal, dan tagihan.
4. Siapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah uang yang disimpan khusus untuk keadaan tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat medis. Idealnya, nilai dana darurat minimal 6 kali dari total pengeluaran bulanan.
Memiliki dana darurat memberimu ketenangan dan perlindungan dari kejutan finansial yang bisa mengganggu stabilitas keuangan. Dana darurat adalah salah satu fondasi penting untuk menjaga kesehatan finansial.
5. Berinvestasi secara Konsisten
Selain menabung, mengalokasikan sebagian pendapatan ke dalam instrumen investasi juga penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan finansial.
Investasi membantu uang kamu bertumbuh lebih cepat daripada sekadar menabung di rekening bank.
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko kamu, seperti reksa dana, obligasi pemerintah, saham, hingga emas, dan lakukan secara konsisten.
Dalam investasi, kamu bisa memanfaatkan rekening Nyala di OCBC Mobile. Tidak hanya untuk tabungan, OCBC Mobile juga digunakan sebagai platform investasi yang bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Investasi jangka panjang membantu menciptakan aset yang bisa meningkatkan kondisi finansial di masa depan.
Penasaran bagaimana kondisi kesehatan finansialmu saat ini? Yuk cek sekarang dengan klik link ini!
Financial Fitness Check Up bisa membantumu memeriksa kondisi keuangan hanya dalam waktu 3 menit. Lalu, kamu juga bisa membahas hasil Financial Fitness Check Up kamu dengan Nyala Trainer di Konsultasi 1 on 1.
Dengan sesi konsultasi ini, kamu bisa mengetahui bagaimana strategi yang tepat untuk keuangan kamu.
Banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapat, bukan? Jadi, yuk segera atur keuanganmu dengan Ruang meNYALA sekarang agar kamu bisa segera #FinanciallyFit!
Baca juga: Apa itu Frugal Living? Ini Manfaat & Tips Menjalaninya