Teori fraud triangle adalah suatu konsep penting yang digunakan dalam melakukan auditing. Pasalnya, konsep fraud triangle digunakan untuk mengetahui penipuan atau kecurangan yang terjadi di suatu tempat kerja.
Dalam dunia kerja, pemalsuan gaji dan laporan hingga penipuan oleh pihak ketiga merupakan contoh fraud triangle yang berusaha diidentifikasi.
Adapun identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan komponen-komponen penyebabnya. Sesuai teori ini, tiga komponen penyebab terjadinya fraud triangle adalah tekanan, peluang, dan pembenaran.
Untuk membentuk lingkungan kerja yang baik dan terhindar dari penipuan, pahami pengertian fraud triangle hingga cara mencegahnya dalam artikel ini!
Apa itu Fraud Triangle?
Fraud triangle adalah sebuah model kecurangan pada bisnis yang digunakan dalam melakukan audit.
Pada dasarnya, tujuan penggunaan konsep fraud triangle adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya penipuan atau kecurangan di tempat kerja.
Seperti namanya, fraud triangle adalah sebuah konsep yang menggunakan tiga komponen untuk mengukur potensi kecurangan dalam bisnis.
Biasanya, seorang pegawai melakukan kecurangan karena adanya kondisi tertentu. Dalam fraud triangle, kemungkinan penyebab inilah yang coba dicari tahu.
Komponen Fraud Triangle
Terdapat tiga komponen fraud triangle yang menunjukkan kemungkinan penyebabnya. Adapun tiga komponen penyebab fraud triangle adalah sebagai berikut.
1. Tekanan
Komponen fraud triangle yang pertama adalah tekanan. Pasalnya, ada beberapa tekanan yang dapat menjadi motivasi seseorang melakukan kecurangan.
Pada umumnya, tekanan ini berupa permasalahan keuangan personal, seperti utang, tagihan listrik, cicilan, dan pemenuhan gaya hidup mewah.
Selain itu, seseorang bisa melakukan kecurangan jika terdapat tekanan dalam pekerjaan. Adapun contohnya adalah target kerja yang tidak realistis.
Baca juga: 4 Tahap Sukses Membuat Bisnis Autopilot yang Menguntungkan
2. Peluang
Selanjutnya, komponen penyebab fraud triangle adalah peluang. Maksudnya, seseorang melakukan kecurangan karena melihat adanya peluang yang menguntungkan dari kegiatan tersebut.
Misalnya, pengawasan keuangan di kantor tidak ketat. Dengan demikian, seorang karyawan mungkin melihatnya sebagai peluang untuk mendapatkan uang.
3. Pembenaran
Terakhir, pembenaran merupakan komponen penyebab fraud triangle. Jadi, seseorang meyakini adanya alasan yang benar untuk melakukan aksi kecurangan. Umumnya, pelaku juga percaya aksinya tidak akan ketahuan.
Pada kasus yang melibatkan uang, mereka mungkin menjanjikan kepada diri sendiri untuk mengganti dananya di kemudian hari.
Jenis Fraud Triangle
Dalam fraud triangle, terdapat berbagai jenis kecurangan yang biasa terjadi di tempat kerja. Adapun beberapa contoh jenis fraud triangle adalah sebagai berikut.
1. Pemalsuan Jumlah Gaji
Jenis fraud triangle yang pertama adalah pemalsuan jumlah gaji. Biasanya, karyawan akan memanipulasi jam kerja sehingga gajinya lebih tinggi.
Selain itu, karyawan juga bisa memalsukan nomor rekening atau menciptakan data pegawai palsu untuk mendapat keuntungan.
2. Pencurian Data Perusahaan
Kemudian, salah satu contoh fraud triangle adalah pencurian data perusahaan. Adapun kecurangan ini dilakukan dengan mengakses data perusahaan secara ilegal.
Pada umumnya, data tersebut akan dijual ke kompetitor atau digunakan untuk mendapat keuntungan tertentu.
3. Penyalahgunaan Aset Perusahaan
Lalu, salah jenis fraud triangle adalah penyalahgunaan aset perusahaan.
Pada kasus ini, karyawan akan menggunakan aset perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa persetujuan dari perusahaan.
4. Manipulasi Laporan Keuangan
Contoh lainnya dari fraud triangle adalah manipulasi aset perusahaan. Umumnya, penipuan ini dilakukan dengan menghilangkan ataupun memalsukan laporan keuangan selama periode tertentu.
Caranya, karyawan akan melakukan korupsi atau suap serta memberikan pernyataan palsu kepada perusahaan.
Baca juga: Pentingnya Digitalisasi Bisnis Perusahaan, Ini 5 Manfaatnya!
5. Mark Up Biaya Pengganti
Selanjutnya, mark up biaya pengganti menjadi salah satu jenis fraud triangle lainnya.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan meminta kuitansi kosong ke vendor. Setelah itu, pelaku akan menuliskan jumlah biaya yang lebih tinggi daripada aslinya.
6. Vendor Fraud
Jenis kecurangan selanjutnya adalah vendor fraud. Biasanya, fraud ini dilakukan vendor dengan sengaja mematok tarif yang lebih mahal daripada biasanya.
Kemungkinan, biaya yang dinaikkan adalah pengiriman barang atau pemberian jasa.
7. Investment Scams
Selain itu, salah satu contoh dari fraud triangle adalah investment scams.
Artinya, seorang karyawan melakukan kebohongan investasi dengan menanamkan jumlah modal yang tidak sesuai kondisi aslinya. Dengan begitu, investor perusahaan dapat mengalami kerugian.
8. Customer Fraud
Customer fraud adalah jenis kecurangan terakhir dalam daftar ini. Pada kasus ini, pelanggan biasanya menipu penjual sehingga bisa mendapatkan barang atau pelayanan yang tidak sesuai jumlah pembayarannya.
Cara Mencegah Fraud Triangle
Agar terhindar dari fraud triangle, seseorang dapat mengimplementasikan beberapa langkah preventif dalam menjalankan bisnisnya. Adapun beberapa cara mencegah fraud triangle adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan pengawasan internal terhadap seluruh bidang di perusahaan.
- Menanamkan aturan perusahaan yang kuat dengan menyertakan hukuman tertentu.
- Menggunakan sistem pelindung database perusahaan yang baik.
- Memberikan upah yang layak kepada pegawai.
- Memberikan reward kepada perusahaan yang dinilai jujur, disiplin, dan terbuka.
Baca juga: 5 Ide Kegiatan Bonding Karyawan & Pentingnya bagi Perusahaan
Tips Mengatur Keuangan Perusahaan agar Tidak Mengalami Fraud Triangle
Salah satu bidang di perusahaan yang banyak mengalami fraud triangle adalah keuangan. Oleh karena itu, pengawasan internal terhadap keuangan perusahaan perlu diperketat.
Agar terhindar dari fraud triangle, kamu bisa mengikuti beberapa tips mengatur keuangan di perusahaan berikut ini.
1. Buat Anggaran Perusahaan
Pertama, buatlah anggaran bulanan perusahaan yang jelas. Adapun hal ini harus sesuai dengan kebutuhan setiap bulannya.
Agar menghindari kemungkinan manipulasi, catat semua pengeluaran dan pastikan jumlah dana yang digunakan sesuai budget bulanan.
2. Awasi Arus Kas Keuangan Perusahaan
Kemudian, awasi arus kas keuangan perusahaan dengan teliti dan rutin. Sekali lagi, catat setiap transaksi perusahaan, baik pengeluaran dan pemasukan.
Sebagai tips tambahan, pilih orang yang sangat dipercaya untuk bertransaksi dengan uang perusahaan supaya potensi korupsi berkurang.
3. Teliti dalam Membuat Laporan Keuangan
Lastly, kamu juga harus membuat laporan keuangan secara berkala dan dengan teliti. Dengan membuat laporan, rekam jejak transaksi perusahaan lebih mudah diawasi dan dievaluasi.
Ketika membuatnya, seseorang harus menggunakan semua bukti transaksi dan mengecek laporannya dengan teliti.
Yuk, Konsultasikan Keuangan Perusahaan agar Tidak Rugi!
Demikian sejumlah informasi mengenai apa itu fraud triangle. Adapun konsep fraud triangle adalah cara mengidentifikasi kecurangan dalam perusahaan dengan tiga komponen penyebabnya.
Agar tidak mengalami kerugian, kamu harus bisa mengatur keuangan dengan baik. Untuk memudahkan mengatur keuangan perusahaan, kamu bisa memeriksanya di FBusiness Fitness Check Up selama 3 menit saja.
Setelah itu, kamu dapat melakukan konsultasi keuangan secara 1-on-1 bersama Nyala Trainer tanpa dipungut biaya, alias gratis.
Dengan begitu, kamu bisa memastikan kembali kondisi keuangan perusahaan serta mengetahui apa saja yang perlu dilakukan agar tidak mengalami kerugian.
So, mau tunggu apalagi? Yuk, konsultasikan keuangan perusahaan dan raih #FinanciallyFit bersama Ruang meNYALA!
Baca juga: Proyeksi Keuangan: Tujuan, Cara Membuat, dan Contohnya