Reksadana obligasi adalah reksadana yang mengalokasikan pengelolaan dananya sebesar 80% pada obligasi.
Bagi sebagian investor pemula, seringkali reksadana obligasi dianggap sama dengan obligasi. Padahal, kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda.
Berbeda dengan saham yang termasuk dalam kategori high risk high return, reksadana obligasi memiliki risiko lebih rendah.
Jika membeli reksadana obligasi, nantinya dana yang kamu miliki tidak hanya akan dialokasi ada satu jenis obligasi saja.
Dalam kata lain, portofolio investasi kamu akan terdiversifikasi dengan baik di berbagai surat utang milik swasta maupun pemerintah.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu reksadana obligasi serta beberapa rekomendasinya, yuk simak penjelasannya di sini.
Apa itu Reksadana Obligasi?
Seperti yang telah dijelaskan secara singkat sebelumnya, sejatinya reksadana obligasi adalah sama seperti reksadana pada umumnya.
Hanya saja, pengalokasian aset pada reksadana obligasi kan diinvestasikan pada aset obligasi atau surat utang, baik dari pemerintah maupun swasta.
Nah tentunya, alokasi ini seluruhnya akan dikelola oleh manajer investasi (MI) penyelenggara.
Cara Kerja Reksadana Obligasi
Mengingat sebagian besar dari aset investasinya adalah surat utang, maka cara kerja reksadana obligasi juga berbeda dengan reksadana jenis lain.
Sampai di sini, sebagian dari kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana harga dari suatu produk reksadana obligasi bergerak?
Nah setidaknya, terdapat 2 faktor umum yang memengaruhinya, yaitu:
1. Bunga
Dalam konteks obligasi, bunga yang didapat oleh investor biasa disebut juga dengan kupon.
Kupon atau bunga tersebut kemudian dapat digunakan oleh MI untuk diinvestasikan kembali pada obligasi tersebut.
Dengan begitu, harga NAB dari unit reksadana obligasi tersebut akan naik.
Hal ini sesuai dengan prinsip dasar permintaan-penawaran, di mana jika permintaan lebih banyak dari penawaran, maka harga jual akan naik.
2. Kondisi Ekonomi
Harga dari unit reksadana obligasi juga bisa dipengaruhi dari naik dan turunnya kondisi ekonomi yang sedang berlangsung pada saat itu.
Ketika kondisi ekonomi sedang lesu dan kurang bergairah, maka biasanya para investor akan mengalihkan aset investasinya dari yang berisiko tinggi ke yang berisiko rendah, salah satunya yaitu reksadana obligasi.
Efeknya, tentu karena permintaannya tinggi, maka harga unit reksadana obligasi juga bisa turut meningkat.
Baca juga: CARA INVESTASI REKSADANA UNTUK PEMULA DAN TIPS AGAR UNTUNG
Perbedaan Reksadana Obligasi dan Obligasi
Walaupun sama-sama berkutat dengan aset obligasi, secara umum dapat dilihat bahwa perbedaan obligasi dengan reksadana obligasi adalah sebagai berikut:
1. Fleksibilitas
Dari segi fleksibilitas, reksadana obligasi menjadi yang lebih fleksibel dibanding obligasi.
Dengan reksadana obligasi, kamu cukup membeli unit RDPT dari MI yang digunakan.
Kemudian sisanya, MI akan mengatur alokasi dan diversifikasi aset obligasi seperti apa yang paling berpotensi menguntungkan.
Fleksibilitas selanjutnya adalah terkait jumlah minimum investasinya. Sebagai contoh, untuk mendapatkan aset obligasi, kamu harus menyiapkan minimum Rp1 juta
Itu artinya, minimum jumlah investasi pada reksadana obligasi adalah cukup Rp10 ribu saja, atau seharga 1 unit RDPT yang berlaku pada saat itu.
2. Imbal Hasil
Perbedaan kedua dari obligasi dengan reksadana obligasi adalah terkait imbal hasilnya.
Jika membeli suatu aset obligasi langsung, maka kamu akan mendapatkan sekian persen imbal hasil dalam bentuk kupon, yield, atau diskonto.
Sebagai contoh, Surat Utang Negara (SUN) biasanya memberikan imbal hasil sekitar 5-7% atau tergantung kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian pada saat itu.
Nah, pada reksadana obligasi, imbal hasil akan disesuaikan dengan ragam tingkat bunga dari aset-aset obligasi yang didiversifikasi oleh MI.
3. Pajak
Perbedaan ketiga dari obligasi dengan reksadana obligasi adalah terkait pajak. Yup, obligasi merupakan objek pajak yang dikenakan pajak penghasilan (Pph).
Sedangkan reksadana obligasi tidak dikenakan pajak karena bukan merupakan objek pajak.
Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan keuntungan utuh tanpa terpotong pajak dari hasil investasi reksadana obligasi.
Baca juga: 10 REKOMENDASI REKSADANA PASAR UANG TERBAIK, WAJIB PUNYA!
Keuntungan & Kekurangan Reksadana Obligasi
Setiap aset atau produk investasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitu juga dengan reksadana obligasi.
Adapun penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan reksadana obligasi adalah sebagai berikut.
Keuntungan Reksadana Obligasi
Dibandingkan negara-negara lain, kinerja pasar obligasi Indonesia dapat dikatakan menjadi salah satu yang tertinggi.
Pasar obligasi akan semakin bergairah apabila suku bunga bank sedang turun.
Akibatnya, para investor akan mencari investasi yang lebih aman namun tetap cukup menguntungkan seperti obligasi.
Alhasil, permintaan terhadap obligasi pun meningkat sehingga harganya juga akan naik.
Selain itu, keuntungan reksadana obligasi adalah dalam aspek diversifikasinya.
Unit RDPT yang dikelola oleh MI akan memiliki gabungan berbagai aset obligasi baik pemerintah maupun korporasi.
Sehingga, kamu pun tetap dapat memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalisir risikonya.
Kekurangan Reksadana Obligasi
Kekurangan dari reksadana obligasi sebenarnya lebih kepada masih adanya beberapa risiko yang harus diperhatikan.
Risiko reksadana obligasi pertama yaitu adanya fluktuasi harga yang diakibatkan perubahan tingkat suku bunga deposito.
Kekurangan yang kedua dari reksadana obligasi adalah risiko gagal bayar. Sebenarnya kekurangan kedua ini semestinya berisiko sangat kecil, namun akan sangat signifikan dan merugikan apabila ternyata terjadi.
Gagal bayar yang dimaksud adalah kemungkinan di mana penerbit obligasi gagal memenuhi komitmennya dalam membayar kupon dan pokok dalam waktu yang ditentukan.
Rusaknya komitmen inilah yang akan menjatuhkan reputasi dan nilai dari aset obligasi tersebut.
Baca juga: PAHAMI APA ITU KREDIT INVESTASI DAN SYARAT PENGAJUANNYA
Rekomendasi Reksadana Obligasi Terbaik
Sampai di sini, mungkin kamu juga penasaran, sebenarnya, apa sajakah rekomendasi reksadana obligasi terbaik?
Untuk menetapkan rekomendasi reksadana obligasi terbaik yang pertama adalah dilihat dari nilai kelolaan atau AUM.
Sebab, nilai kelolaan yang besar menandakan bahwa penerbit aset reksadana tersebut memiliki reputasi dan kinerja yang baik sehingga diminati oleh banyak investor.
Selain melihat dari AUM reksa dana tersebut, kamu juga bisa mengecek data historis dari NAB/UNIT dari reksa dana obligasi.
Perhatikan pada tahun-tahun yang mengalami krisis, contoh di bulan Maret 2020. Jika reksa dana tersebut masih bisa perform hingga saat ini, bisa dibilang reksa dana obligasi tersebut bisa jadi salah satu opsi reksa dana obligasi pilihan kamu.
Selanjutnya, cara memilih reksadana obligasi adalah dengan memperhatikan juga bagaimana kinerja manajer investasinya.
Jika manajer investasi memiliki sepak terjang yang baik, maka kamu bisa berinvestasi di produk reksa dana obligasi tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa reksadana obligasi adalah jenis produk investasi yang mengalokasikan minimum pengelolaan dananya sebesar 80% pada obligasi.
Karena reksadana obligasi bukanlah objek pajak, maka imbal hasil yang diterima bisa dikantongi secara utuh.
Bagi para investor moderat, tentu reksadana obligasi terlihat sangat menguntungkan bukan?
Jika tertarik mengelola keuangan melalui instrumen tersebut, aplikasi ONe Mobile OCBC NISP bisa menjadi alternatif mudah!
ONe Mobile adalah platform digital yang memiliki fitur lengkap dan terintegrasi dengan rekening perbankan serta berbagai layanan keuangan.
Hanya dalam satu aplikasi, kamu bisa melakukan beragam aktivitas perbankan, mulai dari menabung, investasi, hingga transfer uang lewat HP secara cepat.
Dengan begitu, pengelolaan keuangan jadi lebih efisien dan fleksibel karena dapat kamu aksen kapanpun dan dimanapun.
Yuk, download ONe Mobile di ponsel kamu sekarang juga!
Baca juga: REKSADANA INDEKS: PENGERTIAN, CONTOH, KELEBIHAN & CARA BELI