Jika membahas mengenai dunia bisnis, pasti kamu sering mendengar istilah profit atau laba. Profit adalah keuntungan finansial bisnis yang didapat setelah dikurangi pengeluaran perusahaan dan pajak.
Namun, banyak yang salah menafsirkan apa yang dimaksud dengan profit ini. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu profit, cara menghitung profit, jenis profit, sampai perbedaannya dengan omzet. Penasaran, kan? Yuk, simak di bawah ini!
Apa itu profit?
Profit adalah jumlah dana yang didapatkan oleh para pelaku usaha dari hasil penjualan yang berjalan dalam periode tertentu. Jumlah profit adalah hasil dari laba kotor dikurangi dengan HPP dan biaya-biaya lainnya. Istilah terkenal lainnya dari profit adalah laba bersih atau keuntungan.
Arti sederhana dari profit adalah keuntungan yang diperoleh dari sebuah bisnis. Di sisi lain, agar bisnis dapat menghasilkan profit tentunya tidaklah mudah. Diperlukan ilmu penjualan dan strategi pemasaran yang baik serta harus bisa menerapkannya dengan tepat sasaran kepada target konsumen.
Perbedaan revenue dan profit
Apakah kamu seringkali sulit membedakan antara profit dan omzet (revenue)? Walaupun sama-sama hasil dari penjualan, namun nyatanya keduanya memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut diantaranya:
1. Secara definisi
Jika dilihat dari definisinya, omzet adalah sejumlah uang yang dihasilkan dari penjualan produk selama kegiatan bisnis berlangsung. Uang tersebut tentunya belum dipotong dengan HPP dan biaya seperti gaji pegawai, air, listrik, sewa gedung, serta biaya lain penunjang bisnis. Sementara profit adalah laba bersih dari suatu penjualan.
2. Cara menghitungnya
Lalu, perbedaan selanjutnya antara omzet dan profit adalah dari cara menghitungnya. Berdasarkan definisinya, omzet bisa dihitung mudah hanya dengan mengalikan antara jumlah produk yang terjual dengan harga jual.
Lain halnya dengan profit, perhitungan profit dapat dikatakan cukup rumit sebab kamu harus memperhatikan segala biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk.
3. Cara memaksimalkannya
Untuk mendapatkan omzet yang maksimal ketika menjalankan bisnis, kamu perlu menghasilkan produk yang perputarannya cepat. Sebagai contoh menghasilkan produk dengan masa kadaluarsa pendek.
Selain itu, kamu juga perlu mengukur cash flow serta target profit dengan tepat agar perputaran produk tetap stabil dan berorientasi jangka panjang.
Sedangkan untuk memperoleh profit maksimal, salah satu cara paling tepat adalah kamu menjual produk di pasar ritel. Kalau bisa, produk yang kamu hasilkan masa kadaluarsanya lebih panjang, atau bahkan akan lebih bagus bila tidak ada kadaluarsanya, tentunya didukung dengan kualitas produk dan usaha maksimal.
Baca juga: Yuk Coba 23 Peluang Usaha yang Menjanjikan di Masa Depan
Jenis-jenis profit
Hal selanjutnya yang mesti kamu pahami seputar profit adalah jenis-jenis laba. Berikut ini penjelasan terkait beberapa jenis laba adalah:
1. Laba kotor
Laba kotor merupakan laba yang didapatkan sesudah dikurangi biaya yang meliputi biaya pembuatan, penjualan produknya, dan atau biaya penyediaan layanannya.
2. Laba operasional
Perusahaan mempunyai berbagai jenis biaya tidak langsung yang berpengaruh terhadap laba. Beberapa biaya tidak langsung di antaranya seperti biaya penelitian dan pembangunan, kampanye pemasaran, administrasi umum, serta penyusutan atau amortisasi.
3. Laba bersih
Laba bersih atau profit adalah metrik margin laba yang terakhir dalam analisis laporan laba rugi. Profit perusahaan dihitung setelah laba kotor dikurangi semua biaya.
Baca juga: 9 Cara Mudah Dapat Uang 500rb Sehari Tanpa Modal
Cara menghitung profit
Seperti yang sudah disebutkan di atas, profit adalah laba atau pendapatan bersih yang diterima perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya dari pendapatan awal. Tingkat profit sebuah bisnis bisa dilihat dari jumlah konsumen, penjualan fisik produk, jumlah karyawan, sampai fasilitas dan kapasitas perusahaan.
Berikut rumus menghitung laba kotor dan profit adalah:
- Laba kotor = Total penjualan - Harga pokok penjualan (HPP)
- Laba bersih (profit) = Laba kotor - seluruh biaya operasional dan biaya tidak langsung
Cara meningkatkan profit
Setelah kamu mengetahui apa itu profit dan cara menghitungnya, hal berikutnya yang perlu kamu pahami adalah bagaimana cara untuk meningkatkan profit tersebut. Berikut ini beberapa strategi yang bisa kamu lakukan:
1. Mencari tahu dan menganalisa margin laba kotor
Cara pertama untuk meningkatkan profit adalah dengan mencari tahu margin laba kotor saat ini secara teliti dan keseluruhan. Lalu membandingkannya dengan rata-rata di industri. Kamu juga perlu menganalisis margin tadi, sebab umumnya margin tersebut tidak sesuai.
Lakukanlah analisis margin laba kotor tersebut pada masing-masing divisi, produk, produsen, hingga target konsumen. Bila telah terlihat produk mana yang termasuk ke dalam margin rendah dan mana yang menguntungkan, berikutnya kamu langsung membuat rencana strategi baru berdasarkan hasil analisa ini.
2. Meningkatkan harga
Perlu diingat sebelumnya bahwa cara kedua ini dapat berisiko kehilangan konsumen atau klien bisnis kamu. Namun, keberhasilan sebuah bisnis tentunya tak hanya dilihat dari seberapa banyak konsumennya.
Misalnya, banyak konsumen tetapi harga produk sangat rendah, profit pun pastinya tidak akan didapat dengan cepat. Maka dari itu, jangan ragu untuk meningkatkan harga produk.
Kamu bisa memanfaatkan strategi dimana saat produk pertama kali diluncurkan dipatok dengan harga rendah. Kemudian setelah masa promo peluncuran produk berakhir, harga yang ditawarkan adalah harga pas dengan kualitas produk. Hal tersebut tentu akan menghasilkan profit secara otomatis.
Itulah pembahasan seputar pengertian profit hingga cara meningkatkan profit bagi perusahaan. Hal yang terpenting adalah jika ingin profit perusahaan naik, kamu pun harus lebih bekerja keras untuk mencapainya. Agar pengetahuan tentang bisnis kamu semakin luas, yuk ikutan kelas by Ruang meNYALA. Sampai jumpa!