Logo Ruang Menyal
Bg Block

9 Perbedaan Saham dan Crypto, Pahami Sebelum Mulai Investasi

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 14 April 2024 | 3863 dilihat

Article Detail

Mengetahui perbedaan saham dan crypto adalah salah satu hal utama yang harus dipahami dalam strategi belajar investasi.

Saham adalah instrumen pasar modal paling diminati karena memiliki tingkat risiko yang bisa disesuaikan dengan kemampuan investornya.

Di sisi lain, crypto merupakan mata uang digital yang bisa digunakan untuk membeli barang atau jasa.

Baik saham maupun crypto, keduanya memiliki potensi keuntungan yang tinggi jika dikelola dengan baik.

Lalu, apa saja perbedaan saham dan crypto? Yuk, simak selengkapnya pada ulasan berikut!

9 Perbedaan Saham dan Crypto

Tahukah kamu mengapa seorang investor perlu untuk mengetahui beda saham dan crypto?

Secara sederhana, perbedaan trading saham dan crypto ini perlu dipahami untuk menentukan strategi seperti apakah yang tepat bagi masing-masing aset.

Hal tersebut dilakukan tentu dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan sekaligus menimalisasi risiko yang mungkin terjadi.

Adapun penjelasan lengkap tentang perbedaan saham dan crypto adalah sebagai berikut.

1. Aspek Fundamental

Aspek fundamental menjadi salah satu perbedaan saham dan crypto yang paling mendasar.

Jika membicarakan investasi, terutama di pasar saham, fundamental merupakan hal utama yang perlu diperhatikan.

Hal ini berbeda dengan aset crypto yang tidak dapat dianalisis secara fundamental seperti halnya saham.

Pasalnya, analisis fundamental saham dilakukan dengan melihat poin-poin indikator yang mencerminkan kondisi perusahaan emiten tersebut.

Sementara itu, analisis fundamental crypto dilakukan dengan memperhatikan seberapa baik reputasi dan luasnya jaringan pengelola aset, hingga kegunaan atau manfaatnya.

2. Satuan Transaksi

Perbedaan trading saham dan crypto berikutnya juga dapat dilihat dari satuan transaksinya.

Selama ini, kita tahu bahwa transaksi saham hanya bisa dilakukan dengan satuan minimal 1 lot, di mana 1 lot sama dengan 100 lembar saham.

Sementara pada aset crypto, walaupun harga 1 koin atau 1 token bisa mencapat ratusan juta rupiah, bukan berarti kamu harus mengeluarkan uang sebesar itu untuk bisa mendapatkannya.

Kamu sendiri bisa membeli aset crypto dengan jumlah terkecil hingga pecahan 8 desimal, misalnya sejumlah 0.00000001.

Sebagai tambahan informasi, pecahan terkecil sebanyak 8 desimal ini biasa disebut sebagai 1 SATS.

Baca juga: 9 Aplikasi Saham Untuk Pemula Yang Aman Dan Terdaftar Ojk! 

3. Platform Perdagangan

Dari segi platform perdagangannya, beda saham dan crypto ternyata juga cukup terlihat, lho.

Untuk bertransaksi di pasar saham maupun crypto, kita harus menggunakan jasa broker atau pialang saham.

Nah biasanya, broker untuk crypto terkadang memang tidak akan melayani pasar saham.

Sebaliknya, saat ini, beberapa broker atau sekuritas saham sudah turut melayani investor dan trader untuk bertransaksi di pasar saham sekaligus crypto di satu platform yang sama. 

Sementara untuk cara aksesnya sendiri, hampir semua broker kini memiliki aplikasi mobile masing-masing yang dapat diunduh secara mudah oleh pengguna pada perangkat Android dan IOS.

4. Waktu Transaksi

Apa perbedaan saham dan crypto selanjutnya juga dapat dilihat dari waktu transaksinya.

Untuk pasar saham, kita hanya dapat melakukan transaksi jual dan beli pada hanya saat jam bursa buka, yaitu mulai pukul 09.00-16.30 WIB.

Jadwal tersebut juga hanya berlaku pada hari Senin hingga Jumat dan tidak termasuk hari libur nasional.

Jam bursa saham ini juga terbagi menjadi dua sesi, di mana sesi pertama yaitu pada pukul 09.00.00-12.00.00 WIB, sementara sesi kedua yaitu pada pukul 13.30.00-15.59.59 WIB.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan pasar crypto yang selalu aktif dan digerakkan oleh ratusan juta pengguna di seluruh dunia.

Oleh karenanya, harga aset crypto bisa berubah kapan saja, bahkan saat kamu tidur atau sedang tidak melihat pergerakan pasar.

5. Biaya Transaksi

Termasuk salah satu perbedaan saham dan crypto, biaya transaksi juga tentu menjadi pertimbangan penting bagi para investor serta trader.

Mengingat transaksi di pasar saham maupun crypto memerlukan broker, tentu akan ada tambahan biaya jasa yang dibebankan kepada para pengguna.

Nah umumnya, broker saham akan menetapkan biaya komisi sekaligus pajak untuk setiap transaksi pembelian ataupun saham.

Sementara pada aset crypto, biaya yang dikenakan relatif rendah dan masih terbebas dari pajak.

Biasanya, transaksi di bursa crypto hanya akan dikenakan gas fee yang juga relatif lebih murah dibanding biaya transaksi pada pasar saham.

Gas fee ini sendiri dibebankan kepada para pengguna untuk membayar para miner atau mereka yang melakukan komputasi untuk keperluan validasi tiap transaksi pengguna crypto.

Baca juga: Tips Dan Cara Memilih Saham Untuk Swing Trading Agar Cuan 

6. Tipe Aset

Tipe aset dari masing-masing instrumen tersebut juga tidak sama sehingga menjadi perbedaan saham dan crypto selanjutnya.

Pada dasarnya, ketika kamu memiliki suatu aset saham, maka saham itu telah menjadi tanda kepemilikanmu atas perusahaan tersebut. Walau memang, kepemilikanmu hanya sejumlah kecil dari persentase keseluruhannya.

Berbeda dengan aset crypto, jika memiliki sekian persen aset crypto, itu bukan berarti kamu merupakan pemilik dari suatu perusahaan ataupun proyek crypto tertentu.

Secara sederhana, jika membeli suatu koin crypto, maka kamu hanya memiliki sejumlah mata uang (currency) berbasis blockchain yang hanya dapat digunakan di internet.

Nah selain koin, kamu juga bisa membeli aset crypto berupa token. Crypto token pun memiliki banyak klasifikasi seperti utility token dan governance token.

7. Volatilitas

Jika dilihat dari tingkatan volatilitasnya, baik saham maupun crypto sebenarnya memiliki tingkat volatilitas yang tinggi sehingga dapat dikatakan, risikonya pun juga sama-sama tinggi.

Meski demikian, kita tahu bahwa jaringan pasar crypto mencakup seluruh dunia dan tidak ada waktu berhentinya.

Akibatnya, aset crypto pun lebih volatile dan fluktuasi harganya pun sangat ekstrim apabila dibandingkan dengan saham yang cakupannya hanya meliputi satu negara.

Perbedaan saham dan crypto inilah yang membuat crypto disebut sebagai aset dengan risiko yang sangat tinggi.

Baca juga: Rebound Saham: Pengertian, Penyebab, Cara Mengenali, Tipsnya 

8. Regulator

Perbedaan saham dan crypto berikutnya juga terletak pada aspek regulator atau pengaturnya.

Jika tiap aset saham secara ketat harus mendapatkan izin dan diawasi oleh berbagai badan dan lembaga pemerintahan, maka aset crypto tidak demikian.

Adapun, saat ini setidaknya aset crypto dianggap sebagai komoditas jual-beli, bukan alat pembayaran

Dengan demikian, perdagangan crypto di Indonesia diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

9. Koneksi

Satu lagi yang menjadi aspek utama beda saham dan crypto, yaitu terkait koneksi atau jaringannya.

Sebagai contoh, untuk bertransaksi di pasar saham Indonesia, maka para trader dan investor harus tunduk terhadap berbagai peraturan di dalam negeri.

Sementara untuk aset crypto, dikarenakan jaringan dan cakupannya tak terbatas di suatu negara saja, maka siapapun dapat bertransaksi secara bebas selama memiliki akses lewat broker crypto masing-masing.

Demikian penjelasan terkait apa perbedaan saham dan crypto yang harus kamu pahami sebelum memutuskan untuk memilih instrumen investasi.

Meskipun menawarkan keuntungan yang menggiurkan, kamu juga harus mempertimbangkan risiko dari saham maupun crypto, ya!

Semoga informasinya bermanfaat. Temukan artikel seputar tips investasi lainnya hanya di blog Ruang meNYALA!

Baca juga: Jadi Trader Vs Investor, Mana Yang Paling Cocok Buat Kamu?


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya