Logo Ruang Menyal
Bg Block

Cerita meNYALA: Siklus Keuangan Sehat, Hidup Lebih Nyaman

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 01 April 2024 | 112 dilihat

Article Detail

Banyak orang yang beranggapan bahwa siklus keuangan = siklus kehidupan. Selama hidup, kita pasti memiliki siklus kehidupan, mulai dari masa sekolah, lulus kemudian mencari pekerjaan. Kemudian diikuti dengan memiliki pasangan, menikah, dan memiliki rumah. Urutannya bisa saja berbeda pada setiap individu, tetapi dengan mengetahui siklus kehidupan ini, banyak orang yang terjebak dengan kalimat “umur segini, harusnya sudah punya ini” atau “umur segitu, harusnya sudah seperti itu.”

Padahal keuangan saja masih dibilang sangat sulit untuk diatur, kadang pengeluaran bisa lebih besar dari pendapatan. Sering kali, kita menemukan bahwa aset kita saja dari tahun ke tahun tidak bertambah. Tidak jarang juga kita menemui ada beberapa orang yang asetnya dari tahun ke tahun malah berkurang.

Hal ini lah yang dirasakan oleh Farhan, seorang karyawan dengan kondisi keuangan yang tidak menguntungkan. Terjebak dengan siklus kehidupan yang seolah-olah mengharuskan Farhan memiliki aset, yaitu rumah tanpa tahu pengaturan keuangan yang tepat seperti apa. Tetapi, di satu sisi, Farhan juga merupakan seorang sandwich generation yang harus membiayai keluarga orang tuanya.

Siklus Kehidupan = Siklus Keuangan? Tips Melewatinya dengan Efektif

Farhan pun akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan ahlinya untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik. Pasalya, ada banyak tujuan yang ingin dicapai dan saat ini Farhan tidak bisa menabung. Tanpa ragu, Farhan berkonsultasi di Ruang MeNyala dengan Nyala Trainer. Saat berkonsultasi, berikut adalah solusi keuangan Farhan untuk keluar dari kondisinya saat ini.

1. Fokus untuk Memperkecil Utang

Dari permasalahan keuangan Farhan, ditemukan bahwa cicilan KPR saat ini lebih dari 30% pendapatan bulanan. Hal ini membuat keuangan Farhan pun sulit bergerak, terlebih lagi untuk menabung. Tentunya jika hal ini terus di biarkan, siklus keuangan Farhan tidak akan berjalan baik. 

Hal pertama yang harus di fokuskan oleh Farhan adalah fokus untuk memperkecil utang. Farhan pun memiliki tujuan apakah rumahnya akan dijual, supaya tidak membayar cicilan KPR dan bisa fokus untuk menabung, terutama untuk menikah.

Jika memang menjual rumah menjadi solusinya maka hal tersebut bisa dilakukan. Tetapi, jika Farhan takut kehilangan aset, ada baiknya rumah yang sekarang dijadikan cicilan KPR disewakan. Pasalnya, rumah tersebut tidak ditempati dan tidak disewakan sehingga membuat aset tersebut hanya sekedar aset konsumsi saja.

Jika disewakan, Farhan bisa mendapatkan pendapatan tambahan dan keuangannya menjadi lebih longgar. Opsi yang diambil oleh Farhan adalah mencoba menyewakan rumahnya dan meningkatkan pendapatannya saat ini.

2. Prioritaskan Menabung

Setelah mendapatkan pendapatan tambahan, Farhan tidak bisa serta merta menghabiskan uangnya untuk keinginan saja. Tentunya, Farhan harus mulai memprioritaskan menabung.

Pasalnya, hasil Financial Fitness Check Up Farhan masih berada di angka 25, dimana yang menjadi fokus utamanya adalah harus mulai menabung secara rutin terutama untuk dana darurat.

Farhan harus mulai mengalokasikan 20% dari pendapatannya untuk menabung. Saat ini, investasi belum mejadi fokus utama Farhan karena masih belum memiliki Financial Safety.

Target dana darurat yang harus dimiliki Farhan minimal 12 kali dari pengeluaran bulanan. Hal tersebut dikarenakan Farhan adalah seorang sandwich generation yang masih membiayai keluarganya.

3. Mulai Fokus Meraih Tujuan Keuangan

Menikah juga menjadi salah satu tujuan Farhan di tahun depan, namun dengan keuangannya saat ini, Farhan pun mengurungkan niat tersebut. Tetapi, Farhan ingin dibuatkan rencana menikah, apakah bisa terealisasikan tahun ini?

Saat ini, keuangan Farhan memang tidak bisa bergerak secara bebas, tetapi jika memang menikah sudah ada di depan mata, maka sudah sebaiknya mulai direncanakan. Dengan proporsi keuangan sekarang, dimana pendapatan bertambah karena adanya penambahan pendapatan, maka Farhan bisa mulai menabung untuk menikah.

Dimana proporsi saat ini adalah sebesar 50% dari pendapatan yang dialokasikan untuk menabung akan diperuntukkan untuk dana darurat. Sedangkan, sisanya akan dialokasikan untuk menikah.

Jika di kemudian hari Farhan mendapatkan bonus atau rejeki berlebih, Farhan tahu apa yang harus ia prioritaskan. Kemana uang bonusannya tersebut akan dialokasikan? Tentunya yang paling utama adalah dana darurat dan menikah.

Keluarga tetap Hidup Nyaman, Keuangan tetap Sehat! 

Dengan berkonsultasi, Farhan pun mendapatkan pencerahan mengenai pengelolaan keuangan yang tepat untuk dirinya. Ternyata, selama ini Farhan terjebak di siklus kehidupan dimana ia tidak memedulikan pengaturan keuangan karena yakin, bahwa rejeki pasti ada. Tentunya hal ini berakibat pada siklus keuangan Farhan yang tidak berjalan dengan baik. Jika rejeki tidak diatur sedemikian rupa, tentunya tidak bisa mendapatkan kehidupan yang nyaman.

Kamu juga mau mendapatkan solusi dari permasalahan keuangan kamu? Yuk, lakukan pengecekan kesehatan keuanganmu terlebih dahulu melalui Financial Fitness Check Up, supaya kamu tahu kondisi keuangan saat ini tanpa harus berasumsi.

Setelah itu, kamu juga bisa mendapatkan konsultasi 1-on-1 dengan Financial Trainer yang sudah tersertifikasi di Ruang meNYALA secara gratis, lho! Tunggu apalagi, yuk langsung aja daftar jadi member Ruang meNYALA, lakukan pemesanan jadwal konsultasi sekarang juga. Gampang bukan? 


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya